Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai “kultur” dalam bahasa Indonesia. Dari hal tersebut di atas, dapat kita simpulkan bahwa Ilmu Budaya Dasar merupakan ilmu yang mempelajari tentang hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia beserta segala sesuatu yang berkaitan dengan kebudayaan manusia.
Tujuan lain yang ingin dicapai dengan mempelajari Ilmu Budaya Dasar adalah antara lain:
1.Menambah kepekaan kita sebagai mahasiswa terhadap lingkungan budaya, sehingga diharapkan kita lebih mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan masyarakat yang baru, terutama untuk kepentingan profesi kita.
2.Memperluas pandangan mahasiswa mengenai masalah kemanusiaan dan budaya serta dapat mengembangkan daya kritis kita terhadap persoalan-persoalan yang menyangkut kedua hal tersebut.
3.Mengusahakan agar mahasiswa, sebagai calon pemimpin bangsa dan Negara serta ahli dalam bidang disiplin masing-masing tidak jatuh ke dalam sifat-sifat kedaerahan dan pengkotakan disiplin yang ketat.
4. Mengusahakan wahana komunikasi para akademisi agar mereka lebih mampu berdialog satu sama lain. Dengan memiliki satu bekal yang sama, para akademisi diharapkan akan lebih lancar dalam berkomunikasi.
Wednesday, April 13, 2011
Sunday, March 13, 2011
Definisi dan Metologi Ekonomi
Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam memilih dan menciptakan kemakmuran. Inti masalah ekonomi adalah adanya ketidakseimbangan antara kebutuhan manusia yang tidak terbatas dengan alat pemuas kebutuhan yang jumlahnya terbatas. Permasalahan itu kemudian menyebabkan timbulnya kelangkaan (Ingg: scarcity).
Kata “ekonomi” sendiri berasal dari kata Yunani (oikos) yang berarti “keluarga, rumah tangga” dan (nomos), atau “peraturan, aturan, hukum,” dan secara garis besar diartikan sebagai “aturan rumah tangga” atau “manajemen rumah tangga.” Sementara yang dimaksud dengan ahli ekonomi atau ekonom adalah orang menggunakan konsep ekonomi dan data dalam bekerja.
Secara umum, subyek dalam ekonomi dapat dibagi dengan beberapa cara, yang paling terkenal adalah mikroekonomi vs makroekonomi. Selain itu, subyek ekonomi juga bisa dibagi menjadi positif (deskriptif) vs normatif, mainstream vs heterodox, dan lainnya. Ekonomi juga difungsikan sebagai ilmu terapan dalam manajemen keluarga, bisnis, dan pemerintah. Teori ekonomi juga dapat digunakan dalam bidang-bidang selain bidang moneter, seperti misalnya penelitian perilaku kriminal, penelitian ilmiah, kematian, politik, kesehatan, pendidikan, keluarga dan lainnya. Hal ini dimungkinkan karena pada dasarnyaekonomi seperti yang telah disebutkan di atas adalah ilmu yang mempelajari pilihan manusia.
Ada sebuah peningkatan trend untuk mengaplikasikan ide dan metode ekonomi dalam konteks yang lebih luas. Fokus analisa ekonomi adalah “pembuatan keputusan” dalam berbagai bidang dimana orang dihadapi pada pilihan-pilihan. misalnya bidang pendidikan, pernikahan, kesehatan, hukum, kriminal, perang, dan agama. Gary Beckerdari University of Chicago adalah seorang perintis trend ini. Dalam artikel-artikelnya ia menerangkan bahwa ekonomi seharusnya tidak ditegaskan melalui pokok persoalannya, tetapi sebaiknya ditegaskan sebagai pendekatan untuk menerangkan perilaku manusia. Pendapatnya ini terkadang digambarkan sebagaiekonomi imperialis oleh beberapa kritikus.
Banyak ahli ekonomi mainstream merasa bahwa kombinasi antara teori dengan data yang ada sudah cukup untuk membuat kita mengerti fenomena yang ada di dunia. Ilmu ekonomi akan mengalami perubahan besar dalam ide, konsep, dan metodenya; walaupun menurut pendapat kritikus, kadang-kadang perubahan tersebut malah merusak konsep yang benar sehingga tidak sesuai dengan kenyataan yang ada. Hal ini menimbulkan pertanyaan “apa seharusnya dilakukan para ahli ekonomi? ” The traditional Chicago School, with its emphasis on economics being an empirical science aimed at explaining real-world phenomena, has insisted on the powerfulness of price theory as the tool of analysis. On the other hand, some economic theorists have formed the view that a consistent economic theory may be useful even if at present no real world economy bears out its prediction.
Sejarah perkembangan ilmu ekonomi
Adam Smith sering disebut sebagai yang pertama mengembangkan ilmu ekonomi pada abad 18 sebagai satu cabang tersendiri dalam ilmu pengetahuan. Melalui karya besarnya Wealth of Nations, Smith mencoba mencari tahu sejarah perkembangan negara-negara di Eropa. Sebagai seorang ekonom, Smith tidak melupakan akar moralitasnya terutamayang tertuang dalam The Theory of Moral Sentiments. Perkembangan sejarah pemikiran ekonomi kemudian berlanjut dengan menghasilkan tokoh-tokoh seperti Alfred Marshall, J.M. Keynes, Karl Marx, hingga peraih hadiah Nobel bidang Ekonomi tahun 2006, Edmund Phelps.
Secara garis besar, perkembangan aliran pemikiran dalam ilmu ekonomi diawali oleh apa yang disebut sebagai aliran klasik. Aliran yang terutama dipelopori oleh Adam Smith ini menekankan adanya invisible hand dalam mengatur pembagian sumber daya, dan oleh karenanya peran pemerintah menjadi sangat dibatasi karena akan mengganggu proses ini. Konsep invisble hand ini kemudian direpresentasikan sebagai mekanisme pasar melalui harga sebagai instrumen utamanya.
Aliran klasik mengalami kegagalannya setelah terjadi Depresi Besar tahun 1930-an yang menunjukkan bahwa pasar tidak mampu bereaksi terhadap gejolak di pasar saham. Sebagai penanding aliran klasik, Keynes mengajukan teori dalam bukunya General Theory of Employment, Interest, and Moneyyang menyatakan bahwa pasar tidak selalu mampu menciptakan keseimbangan, dan karena itu intervensi pemerintah harus dilakukan agar distribusi sumber daya mencapai sasarannya. Dua aliran ini kemudian saling “bertarung” dalam dunia ilmuekonomi dan menghasilkan banyak varian dari keduanya seperti: new classical, neo klasik, new keynesian, monetarist, dan lain sebagainya.
Namun perkembangan dalam pemikiran ini juga berkembang ke arah lain, seperti teori pertentangan kelas dari Karl Marx dan Friedrich Engels, serta aliran institusional yang pertama dikembangkan oleh Thorstein Veblen dkk dan kemudian oleh peraih nobel Douglass C. North.
Metodologi
Sering disebut sebagai The queen of social sciences, ilmu ekonomi telah mengembangkan serangkaian metode kuantitatif untuk menganalisis fenomena ekonomi. Jan Tinbergen pada masa setelah Perang Dunia II merupakan salah satu pelopor utama ilmu ekonometri, yang mengkombinasikan matematika, statistik, dan teori ekonomi. Kubu lain dari metode kuantitatif dalam ilmu ekonomi adalah model General equilibrium (keseimbangan umum), yang menggunakan konsep aliran uang dalam masyarakat, dari satu agen ekonomi ke agen yang lain. Dua metode kuantitatif ini kemudian berkembang pesat hingga hampir semua makalah ekonomi sekarang menggunakan salah satu dari keduanya dalam analisisnya. Di lain pihak, metode kualitatif juga sama berkembangnya terutama didorong oleh keterbatasan metode kuantitatif dalam menjelaskan perilaku agen yang berubah-ubah.
Empat aspek yang erat hubungannya dengan metodologi dalam analisis ekonomi. Aspek-aspek tersebut adalah:
1. Masalah pokok ekonomi yang di hadapi setiap masyarakat, yaitu masalah kelangkaan atau kekurangan. Berdasarkan uraian mengenai masalah ekonomi pokok tersebut akan dirumuskan definisi ilmu ekonomi.
2. Jenis-jenis analisis ekonomi.
3. Ciri-ciri utama suatu teori ekonomi dan kegunaan teori ekonomi.
4. Bentuk-bentuk alat analisis yang digunakan pakar ekonomi dalam menerangkan teori ekonomi dan menganalisis berbagai peristiwa yang terjadi dalam perekonomian.
Masalah Ekonomi dan Kebutuhan untuk Membuat Pilihan
Dalam kehidupan sehari-hari setiap individu, perusahaan-perusahaan dan masyarakat secara keseluruhannya akan selalu menghadapi persoalan-persoalanyang bersifat ekonomi…”Apakah yang diartikan dengan kegiatan ekonomi?”
Kegiatan ekonomi dapat didefinisikan sebagai kegiatan seseorang atau suatu perusahaan ataupun suatu masyarakat untuk memproduksi barang dan jasa maupun mengkonsumsi (menggunakan) barang dan jasa tersebut.
Masalah Ekonomi dan Kebutuhan untuk Membuat Pilihan
Dalam kehidupan sehari-hari setiap individu, perusahaan-perusahaan dan masyarakat secara keseluruhannya akan selalu menghadapi persoalan-persoalanyang bersifat ekonomi…”Apakah yang diartikan dengan kegiatan ekonomi?”
Kegiatan ekonomi dapat didefinisikan sebagai kegiatan seseorang atau suatu perusahaan ataupun suatu masyarakat untuk memproduksi barang dan jasa maupun mengkonsumsi (menggunakan) barang dan jasa tersebut.
Masalah Pokok Perekonomian: Kekurangan
Masalah kelangkaan
Masalah kelangkaan atau kekurangan berlaku sebagai akibat dari ketidakseimbangan antara (i) kebutuhan masyarakat (ii) faktor-faktor produksi yang tersedia dalam masyarakat.
Faktor-faktor produksi yang dapat digunakan untuk menghasilkan barang-barang tersebut adalah relatif terbatas. Oleh karenanya masyarakat tidak dapat memperoleh dan menikmati semua barangyang mereka butuhkan atau inginkan. Mereka perlu membuat dan menentukan pilihan.
Kebutuhan Masyarakat
Yang dimaksudkan dengan kebutuhan masyarakat adalah keinginan masyarakat untuk mengkonsumsi barang dan jasa. Sebagian barang dan jasa ini diimportdari luar negeri. Tetapi kebanyakan diproduksikan di dalam negeri. Keinginan untuk memperoleh barang dan jasa dapat dibedakan kepada dua bentuk:
• Keinginan yang disertai oleh kemampuan untuk membeli.
• Keinginan yang tidak disertai oleh kemampuan untuk membeli.
Keinginan yang disertai dengan kemampuan untuk membeli dinamakan permintaan efektif.
Jenis-jenis Barang
1. Berdasarkan kepentingan barang tersebut dalam kehidupan manusia. Barang-barang tersebut dibedakan kepada barang inferior (contoh: ikan asin dan ubi kayu), barang esensial (contoh: beras, gula dan kopi), barang normal (contoh: baju dan buku) dan barang mewah (contoh: mobil dan emas).
2. Berdasarkan cara penggunaan barang tersebut oleh masyarakat. Barang-barang tersebut dibedakan menjadi barang pribadi (contoh: makanan, pakaian dan mobil) dan barang publik (contoh: jalan raya, lampu lalu lintas dan mercu suar).
Faktor-faktor produksi
Yang dimaksudkan dengan faktor-faktor produksi adalah benda-benda yang disediakan oleh alam atau diciptakan oleh manusia yang dapat digunakan untuk memproduksi barang-barang dan jasa-jasa.
Faktor-faktor produksi yang tersedia dalam perekonomian dibedakan kepada empat jenis, yaitu:
1. Tanah dan sumber alam, faktor produsi ini disediakan oleh alam. Faktor produksi ini meliputi tanah, barang tambang, hasil hutan dan sumber alam yang dapat dijadikan modal seperti air yang dibendung untuk irigasi atau untuk pembangkit tenaga listrik.
2. Tenaga kerja, faktor produksi ini bukan saja jumlah buruh yang terdapat dalam perekonomian. Pengertian tenaga kerja meliputi keahlian dan keterampilan. Dari segi keahlian dan pendidikannya tenaga kerja dibedakan menjadi tiga golongan, yaitu: tenaga kerja kasar, tenaga kerja terampil dan tenaga kerja terdidik.
3. Modal, faktor produksi ini merupakan benda yang diciptakan oleh manusia dan digunakan untuk memproduksi barang-barang dan jasa-jasa yang dibutuhkan.
4. Keahlian keusahawanan, faktor produksi ini berbentuk keahlian dan kemampuan pengusaha untuk mendirikan dan mengembangkan berbagai kegiatan usaha. Kealian keusahawanan meliputi kemahiran mengorganisasi ketiga sumber atau faktor produksi tersebut secara efektif dan efisien sehingga usahanya berhasil dan berkembang serta dapat menyediakan barang dan jasa untuk masyarakat.
Sifat-sifat Teori Ekonomi
Sifat-sifat umum dari teori-teori di dalam ilmu ekonomi. Setiap teori mempunyai 4 unsur penting berikut:
• Definisi-definisi yang menjelaskandengan sebaik-baiknya variabel-variabel yang sifat-sifat hubungannya akan diterangkan dalam teori tersebut.
• Sejumlah asumsi-asumsi atau pemisalan-pemisalan mengenai keadaan yang harus wujud supaya teori itu berlaku dengan baik.
• Satu atau beberapa hipotesis mengenai sifat-sifat hubungan di antara berbagai variabel yang dibicarakan.
• Satu atau beberapa ramalan mengenai keadaan-keadaan yang akan berlaku.
Alat-alat Analisis dalam Ilmu Ekonomi
Ilmu ekonomi memerlukan beberapa alat analisis untuk menerangkan teori-teorinya dan untuk menguji kebenaran teori-teori tersebut. Grafik dan kurva adalah alat analisis yang utama dalam teori ekonomi. Dalam teori yang lebih mendalam, matematika dan persamaan matematika memegang peranan yang sangat penting. Di samping itu statistik adalah alat analisis untuk mengumpulkan fakta dan menguji kebenaran teori ekonomi.
Peranan Ahli Ekonomi dalam Kebijakan Ekonomi
Tugas dari ahli-ahli ekonomi adalah memikirkan cara-cara dengan menggunakan teori-teori ekonomi sebagai landasan untuk menghindari pertentangan yang mungkin timbul dalam mencapai berbagai tujuan tersebut secara serentak. Di dalam memikirkan cara-cara mengatasi masalah ekonomi yang dihadapi dan mewujudkan tujuan-tujuan ekonomi yang yang ditentukan, analisis yang dibuat haruslah meliputi persoalan-persoalan berikut:
• Tujuan-tujuan dari kebijakan yang dijalankan.
• Cara-cara yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut.
• Jenis pengorbanan yang harus dibuat untuk mencapai tujuan tersebut.
• Akibat buruk yang mungkin berlaku apabila suatu langkah atau kebijakan ekonomi dilaksanakan.
• Menjajaki langkah alternatif lain yang lebih baik untuk mencapai tujuan-tujuan yang ingin dicapai.
Teori Mikroekonomi
Teori mikroekonomi dapat didefinisikan sebagai: satu bidang dalam ilmu ekonomi yang menganalisis mengenai bagian-bagian kecil dari keseluruhan kegiatan perekonomian.Isu pokok yang dianalisis dalam teori mikroekonomi adalah: bagaimanakah caranya menggunakan faktor-faktor produksi yang tersedia secara efisien agar kemakmuran masyarakat dapat dimaksimumkan?
Teori Makroekonomi
Teori makroekonomi membuat analisis mengenai kegiatan dalam suatu perekonomian dari sudut pandang yang berbeda dengan teori mikroekonomi. Analisis makroekonomi merupakan analisis terhadap keseluruhan kegiatan perekonomian. Analisis dalam makroekonomi merincikan pengeluaran agregat kepada 4 komponen: pengeluaran rumah tangga (biasa disebut sebagai konsumsi rumah tangga), pengeluaran pemerintah, pengeluaran perusahaan-perusahaan (biasanya disebut sebagai investasi) dan ekspor-impor. Teori makroekonomi meliputi juga analisis dalam berbagai aspek berikut:
• Masalah ekonomi yang dihadapi, terutama pengangguran dan inflasi, dan bentuk kebijakan pemerintah untuk mengatasinya.
• Peranan uang dalam penentuan kegiatan ekonomi.
Berikut berbagai macam sistem perekonomian dan penjelasannya.
1.Sistem Perekonomian Kapitalisme, yaitu sistem ekonomi yang memberikan kebebasan secara penuh kepada setiap orang untuk melaksanakan kegiatan menjual barang dan sebagainya. Dalam sistem perekonomian kapitalis,semua orang bebas bersaing dalam bisnis untuk memperoleh laba yang sebesar besarnya.
2.Sistem Perekonomian Sosialisme,yaitu sistem perekonomian yang memberikan kebebasan yang cukup besar kepada setiap orang untuk melaksanakan kegiatan ekonomi, tetapi dngan campur tangan pemerintah.Pemerintah masuk ke dalam perekonomian untuk mengatur tata kehidupan perekonomian negara serta jenis jenis perekonomian yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh Negara.
3.Sistem Perekonomian komunisme, adalah sistem ekonomi dimana peran pemerintah sebagai pengatur seluruh sumber2x kegiatan perekonomian.Setiap orang tak boleh memiliki kekayaan pribadi..
Sehingga nasib seseorang bisa ditentukan oleh pemerintah.Semua unit bisnis. mulai dari yang kecil hingga yng besar dimiliki oleh pemerintah dengan tujuan Pemerataan Ekonomi dan kebersamaan.
4.Sistem Ekonomi Merkantilisme, yaitu suatu sistem politik ekonomi yang sangat mementingkan perdagangan internasional dengan tujuan memperbanyak aset& modal yang dimiliki negara.
5.Sistem Perekonomian Fasisme, yaitu paham yang mengedepankan bangsa sendiri dan memandang rendah bangsa lain, dengan kata lain, fasisme merupakan sikap rasionalism yang berlebihan.
Kata “ekonomi” sendiri berasal dari kata Yunani (oikos) yang berarti “keluarga, rumah tangga” dan (nomos), atau “peraturan, aturan, hukum,” dan secara garis besar diartikan sebagai “aturan rumah tangga” atau “manajemen rumah tangga.” Sementara yang dimaksud dengan ahli ekonomi atau ekonom adalah orang menggunakan konsep ekonomi dan data dalam bekerja.
Secara umum, subyek dalam ekonomi dapat dibagi dengan beberapa cara, yang paling terkenal adalah mikroekonomi vs makroekonomi. Selain itu, subyek ekonomi juga bisa dibagi menjadi positif (deskriptif) vs normatif, mainstream vs heterodox, dan lainnya. Ekonomi juga difungsikan sebagai ilmu terapan dalam manajemen keluarga, bisnis, dan pemerintah. Teori ekonomi juga dapat digunakan dalam bidang-bidang selain bidang moneter, seperti misalnya penelitian perilaku kriminal, penelitian ilmiah, kematian, politik, kesehatan, pendidikan, keluarga dan lainnya. Hal ini dimungkinkan karena pada dasarnyaekonomi seperti yang telah disebutkan di atas adalah ilmu yang mempelajari pilihan manusia.
Ada sebuah peningkatan trend untuk mengaplikasikan ide dan metode ekonomi dalam konteks yang lebih luas. Fokus analisa ekonomi adalah “pembuatan keputusan” dalam berbagai bidang dimana orang dihadapi pada pilihan-pilihan. misalnya bidang pendidikan, pernikahan, kesehatan, hukum, kriminal, perang, dan agama. Gary Beckerdari University of Chicago adalah seorang perintis trend ini. Dalam artikel-artikelnya ia menerangkan bahwa ekonomi seharusnya tidak ditegaskan melalui pokok persoalannya, tetapi sebaiknya ditegaskan sebagai pendekatan untuk menerangkan perilaku manusia. Pendapatnya ini terkadang digambarkan sebagaiekonomi imperialis oleh beberapa kritikus.
Banyak ahli ekonomi mainstream merasa bahwa kombinasi antara teori dengan data yang ada sudah cukup untuk membuat kita mengerti fenomena yang ada di dunia. Ilmu ekonomi akan mengalami perubahan besar dalam ide, konsep, dan metodenya; walaupun menurut pendapat kritikus, kadang-kadang perubahan tersebut malah merusak konsep yang benar sehingga tidak sesuai dengan kenyataan yang ada. Hal ini menimbulkan pertanyaan “apa seharusnya dilakukan para ahli ekonomi? ” The traditional Chicago School, with its emphasis on economics being an empirical science aimed at explaining real-world phenomena, has insisted on the powerfulness of price theory as the tool of analysis. On the other hand, some economic theorists have formed the view that a consistent economic theory may be useful even if at present no real world economy bears out its prediction.
Sejarah perkembangan ilmu ekonomi
Adam Smith sering disebut sebagai yang pertama mengembangkan ilmu ekonomi pada abad 18 sebagai satu cabang tersendiri dalam ilmu pengetahuan. Melalui karya besarnya Wealth of Nations, Smith mencoba mencari tahu sejarah perkembangan negara-negara di Eropa. Sebagai seorang ekonom, Smith tidak melupakan akar moralitasnya terutamayang tertuang dalam The Theory of Moral Sentiments. Perkembangan sejarah pemikiran ekonomi kemudian berlanjut dengan menghasilkan tokoh-tokoh seperti Alfred Marshall, J.M. Keynes, Karl Marx, hingga peraih hadiah Nobel bidang Ekonomi tahun 2006, Edmund Phelps.
Secara garis besar, perkembangan aliran pemikiran dalam ilmu ekonomi diawali oleh apa yang disebut sebagai aliran klasik. Aliran yang terutama dipelopori oleh Adam Smith ini menekankan adanya invisible hand dalam mengatur pembagian sumber daya, dan oleh karenanya peran pemerintah menjadi sangat dibatasi karena akan mengganggu proses ini. Konsep invisble hand ini kemudian direpresentasikan sebagai mekanisme pasar melalui harga sebagai instrumen utamanya.
Aliran klasik mengalami kegagalannya setelah terjadi Depresi Besar tahun 1930-an yang menunjukkan bahwa pasar tidak mampu bereaksi terhadap gejolak di pasar saham. Sebagai penanding aliran klasik, Keynes mengajukan teori dalam bukunya General Theory of Employment, Interest, and Moneyyang menyatakan bahwa pasar tidak selalu mampu menciptakan keseimbangan, dan karena itu intervensi pemerintah harus dilakukan agar distribusi sumber daya mencapai sasarannya. Dua aliran ini kemudian saling “bertarung” dalam dunia ilmuekonomi dan menghasilkan banyak varian dari keduanya seperti: new classical, neo klasik, new keynesian, monetarist, dan lain sebagainya.
Namun perkembangan dalam pemikiran ini juga berkembang ke arah lain, seperti teori pertentangan kelas dari Karl Marx dan Friedrich Engels, serta aliran institusional yang pertama dikembangkan oleh Thorstein Veblen dkk dan kemudian oleh peraih nobel Douglass C. North.
Metodologi
Sering disebut sebagai The queen of social sciences, ilmu ekonomi telah mengembangkan serangkaian metode kuantitatif untuk menganalisis fenomena ekonomi. Jan Tinbergen pada masa setelah Perang Dunia II merupakan salah satu pelopor utama ilmu ekonometri, yang mengkombinasikan matematika, statistik, dan teori ekonomi. Kubu lain dari metode kuantitatif dalam ilmu ekonomi adalah model General equilibrium (keseimbangan umum), yang menggunakan konsep aliran uang dalam masyarakat, dari satu agen ekonomi ke agen yang lain. Dua metode kuantitatif ini kemudian berkembang pesat hingga hampir semua makalah ekonomi sekarang menggunakan salah satu dari keduanya dalam analisisnya. Di lain pihak, metode kualitatif juga sama berkembangnya terutama didorong oleh keterbatasan metode kuantitatif dalam menjelaskan perilaku agen yang berubah-ubah.
Empat aspek yang erat hubungannya dengan metodologi dalam analisis ekonomi. Aspek-aspek tersebut adalah:
1. Masalah pokok ekonomi yang di hadapi setiap masyarakat, yaitu masalah kelangkaan atau kekurangan. Berdasarkan uraian mengenai masalah ekonomi pokok tersebut akan dirumuskan definisi ilmu ekonomi.
2. Jenis-jenis analisis ekonomi.
3. Ciri-ciri utama suatu teori ekonomi dan kegunaan teori ekonomi.
4. Bentuk-bentuk alat analisis yang digunakan pakar ekonomi dalam menerangkan teori ekonomi dan menganalisis berbagai peristiwa yang terjadi dalam perekonomian.
Masalah Ekonomi dan Kebutuhan untuk Membuat Pilihan
Dalam kehidupan sehari-hari setiap individu, perusahaan-perusahaan dan masyarakat secara keseluruhannya akan selalu menghadapi persoalan-persoalanyang bersifat ekonomi…”Apakah yang diartikan dengan kegiatan ekonomi?”
Kegiatan ekonomi dapat didefinisikan sebagai kegiatan seseorang atau suatu perusahaan ataupun suatu masyarakat untuk memproduksi barang dan jasa maupun mengkonsumsi (menggunakan) barang dan jasa tersebut.
Masalah Ekonomi dan Kebutuhan untuk Membuat Pilihan
Dalam kehidupan sehari-hari setiap individu, perusahaan-perusahaan dan masyarakat secara keseluruhannya akan selalu menghadapi persoalan-persoalanyang bersifat ekonomi…”Apakah yang diartikan dengan kegiatan ekonomi?”
Kegiatan ekonomi dapat didefinisikan sebagai kegiatan seseorang atau suatu perusahaan ataupun suatu masyarakat untuk memproduksi barang dan jasa maupun mengkonsumsi (menggunakan) barang dan jasa tersebut.
Masalah Pokok Perekonomian: Kekurangan
Masalah kelangkaan
Masalah kelangkaan atau kekurangan berlaku sebagai akibat dari ketidakseimbangan antara (i) kebutuhan masyarakat (ii) faktor-faktor produksi yang tersedia dalam masyarakat.
Faktor-faktor produksi yang dapat digunakan untuk menghasilkan barang-barang tersebut adalah relatif terbatas. Oleh karenanya masyarakat tidak dapat memperoleh dan menikmati semua barangyang mereka butuhkan atau inginkan. Mereka perlu membuat dan menentukan pilihan.
Kebutuhan Masyarakat
Yang dimaksudkan dengan kebutuhan masyarakat adalah keinginan masyarakat untuk mengkonsumsi barang dan jasa. Sebagian barang dan jasa ini diimportdari luar negeri. Tetapi kebanyakan diproduksikan di dalam negeri. Keinginan untuk memperoleh barang dan jasa dapat dibedakan kepada dua bentuk:
• Keinginan yang disertai oleh kemampuan untuk membeli.
• Keinginan yang tidak disertai oleh kemampuan untuk membeli.
Keinginan yang disertai dengan kemampuan untuk membeli dinamakan permintaan efektif.
Jenis-jenis Barang
1. Berdasarkan kepentingan barang tersebut dalam kehidupan manusia. Barang-barang tersebut dibedakan kepada barang inferior (contoh: ikan asin dan ubi kayu), barang esensial (contoh: beras, gula dan kopi), barang normal (contoh: baju dan buku) dan barang mewah (contoh: mobil dan emas).
2. Berdasarkan cara penggunaan barang tersebut oleh masyarakat. Barang-barang tersebut dibedakan menjadi barang pribadi (contoh: makanan, pakaian dan mobil) dan barang publik (contoh: jalan raya, lampu lalu lintas dan mercu suar).
Faktor-faktor produksi
Yang dimaksudkan dengan faktor-faktor produksi adalah benda-benda yang disediakan oleh alam atau diciptakan oleh manusia yang dapat digunakan untuk memproduksi barang-barang dan jasa-jasa.
Faktor-faktor produksi yang tersedia dalam perekonomian dibedakan kepada empat jenis, yaitu:
1. Tanah dan sumber alam, faktor produsi ini disediakan oleh alam. Faktor produksi ini meliputi tanah, barang tambang, hasil hutan dan sumber alam yang dapat dijadikan modal seperti air yang dibendung untuk irigasi atau untuk pembangkit tenaga listrik.
2. Tenaga kerja, faktor produksi ini bukan saja jumlah buruh yang terdapat dalam perekonomian. Pengertian tenaga kerja meliputi keahlian dan keterampilan. Dari segi keahlian dan pendidikannya tenaga kerja dibedakan menjadi tiga golongan, yaitu: tenaga kerja kasar, tenaga kerja terampil dan tenaga kerja terdidik.
3. Modal, faktor produksi ini merupakan benda yang diciptakan oleh manusia dan digunakan untuk memproduksi barang-barang dan jasa-jasa yang dibutuhkan.
4. Keahlian keusahawanan, faktor produksi ini berbentuk keahlian dan kemampuan pengusaha untuk mendirikan dan mengembangkan berbagai kegiatan usaha. Kealian keusahawanan meliputi kemahiran mengorganisasi ketiga sumber atau faktor produksi tersebut secara efektif dan efisien sehingga usahanya berhasil dan berkembang serta dapat menyediakan barang dan jasa untuk masyarakat.
Sifat-sifat Teori Ekonomi
Sifat-sifat umum dari teori-teori di dalam ilmu ekonomi. Setiap teori mempunyai 4 unsur penting berikut:
• Definisi-definisi yang menjelaskandengan sebaik-baiknya variabel-variabel yang sifat-sifat hubungannya akan diterangkan dalam teori tersebut.
• Sejumlah asumsi-asumsi atau pemisalan-pemisalan mengenai keadaan yang harus wujud supaya teori itu berlaku dengan baik.
• Satu atau beberapa hipotesis mengenai sifat-sifat hubungan di antara berbagai variabel yang dibicarakan.
• Satu atau beberapa ramalan mengenai keadaan-keadaan yang akan berlaku.
Alat-alat Analisis dalam Ilmu Ekonomi
Ilmu ekonomi memerlukan beberapa alat analisis untuk menerangkan teori-teorinya dan untuk menguji kebenaran teori-teori tersebut. Grafik dan kurva adalah alat analisis yang utama dalam teori ekonomi. Dalam teori yang lebih mendalam, matematika dan persamaan matematika memegang peranan yang sangat penting. Di samping itu statistik adalah alat analisis untuk mengumpulkan fakta dan menguji kebenaran teori ekonomi.
Peranan Ahli Ekonomi dalam Kebijakan Ekonomi
Tugas dari ahli-ahli ekonomi adalah memikirkan cara-cara dengan menggunakan teori-teori ekonomi sebagai landasan untuk menghindari pertentangan yang mungkin timbul dalam mencapai berbagai tujuan tersebut secara serentak. Di dalam memikirkan cara-cara mengatasi masalah ekonomi yang dihadapi dan mewujudkan tujuan-tujuan ekonomi yang yang ditentukan, analisis yang dibuat haruslah meliputi persoalan-persoalan berikut:
• Tujuan-tujuan dari kebijakan yang dijalankan.
• Cara-cara yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut.
• Jenis pengorbanan yang harus dibuat untuk mencapai tujuan tersebut.
• Akibat buruk yang mungkin berlaku apabila suatu langkah atau kebijakan ekonomi dilaksanakan.
• Menjajaki langkah alternatif lain yang lebih baik untuk mencapai tujuan-tujuan yang ingin dicapai.
Teori Mikroekonomi
Teori mikroekonomi dapat didefinisikan sebagai: satu bidang dalam ilmu ekonomi yang menganalisis mengenai bagian-bagian kecil dari keseluruhan kegiatan perekonomian.Isu pokok yang dianalisis dalam teori mikroekonomi adalah: bagaimanakah caranya menggunakan faktor-faktor produksi yang tersedia secara efisien agar kemakmuran masyarakat dapat dimaksimumkan?
Teori Makroekonomi
Teori makroekonomi membuat analisis mengenai kegiatan dalam suatu perekonomian dari sudut pandang yang berbeda dengan teori mikroekonomi. Analisis makroekonomi merupakan analisis terhadap keseluruhan kegiatan perekonomian. Analisis dalam makroekonomi merincikan pengeluaran agregat kepada 4 komponen: pengeluaran rumah tangga (biasa disebut sebagai konsumsi rumah tangga), pengeluaran pemerintah, pengeluaran perusahaan-perusahaan (biasanya disebut sebagai investasi) dan ekspor-impor. Teori makroekonomi meliputi juga analisis dalam berbagai aspek berikut:
• Masalah ekonomi yang dihadapi, terutama pengangguran dan inflasi, dan bentuk kebijakan pemerintah untuk mengatasinya.
• Peranan uang dalam penentuan kegiatan ekonomi.
Berikut berbagai macam sistem perekonomian dan penjelasannya.
1.Sistem Perekonomian Kapitalisme, yaitu sistem ekonomi yang memberikan kebebasan secara penuh kepada setiap orang untuk melaksanakan kegiatan menjual barang dan sebagainya. Dalam sistem perekonomian kapitalis,semua orang bebas bersaing dalam bisnis untuk memperoleh laba yang sebesar besarnya.
2.Sistem Perekonomian Sosialisme,yaitu sistem perekonomian yang memberikan kebebasan yang cukup besar kepada setiap orang untuk melaksanakan kegiatan ekonomi, tetapi dngan campur tangan pemerintah.Pemerintah masuk ke dalam perekonomian untuk mengatur tata kehidupan perekonomian negara serta jenis jenis perekonomian yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh Negara.
3.Sistem Perekonomian komunisme, adalah sistem ekonomi dimana peran pemerintah sebagai pengatur seluruh sumber2x kegiatan perekonomian.Setiap orang tak boleh memiliki kekayaan pribadi..
Sehingga nasib seseorang bisa ditentukan oleh pemerintah.Semua unit bisnis. mulai dari yang kecil hingga yng besar dimiliki oleh pemerintah dengan tujuan Pemerataan Ekonomi dan kebersamaan.
4.Sistem Ekonomi Merkantilisme, yaitu suatu sistem politik ekonomi yang sangat mementingkan perdagangan internasional dengan tujuan memperbanyak aset& modal yang dimiliki negara.
5.Sistem Perekonomian Fasisme, yaitu paham yang mengedepankan bangsa sendiri dan memandang rendah bangsa lain, dengan kata lain, fasisme merupakan sikap rasionalism yang berlebihan.
Thursday, January 7, 2010
Yuk, Jadi Entrepreneur!
/*gaulislam edisi 108/tahun ke-3 (28 Dzulqaidah 1430 H/16 Nopember 2009)
Dalam sebuah acara reality show di salah satu tv swasta di negeri ini, ditayangkan kisah hidup ‘orang-orang kecil’ yang nun jauh di desa. Nyaris jauh dari sebuah peradaban yang katanya modern. Lengkap ditampilkan dengan seluk beluk perjuangannya untuk bisa survive dalam hidup. Apa pekerjaannya? Bertani, bikin perkakas rumah tangga atau kerajinan tangan, atau malah jadi buruh kasar, sampai kerja serabutan sedapetnya. Dengan penghasilan yang nggak seberapa.
Kebetulan, tokoh yang dipilih udah sepuh alias nenek-kakek atau ibu-bapak paruh baya yang tinggal di sebuah tempat nggak layak huni.. Presenter acara ini dipilih bergantian dari anak-anak muda yang profesinya beragam: mulai mahasiswa, model, anak band, dj, sampai pengusaha. Dalam acara ini mereka kudu ikut ‘magang’ ngelakuin aktivitas si tokoh cerita sehari-hari selama beberapa waktu.
Bagi pemirsa yang termasuk tipe orang dengan kepribadian melankolis yang sensitif terhadap apa yang dia lihat, mungkin pada saat nonton acara ini bisa terbawa emosi dan tak terasa air matanya menitik perlahan menganak sungai (lebay banget nggak sih?). Coz,suasananya emang sengaja di-setting mengharu-biru, Man. Saking seringnya saya lihat adegan yang mirip tiap episodenya (hayo, ketauan sering nonton!). Kadang saya berpikir, kok kehidupan saudara-saudara kita yang kurang beruntung ini kesannya malah dieksploitasi buat kepentingan tertentu dari sudut pandang pengusaha media.
Ya, meski di akhir acara yang berdurasi setengah jam ini ada ending yang bikin mata penonton makin berair dan dada sesak penuh haru, atau minimal berkaca-kaca, tetep aja buat saya jadi malah tambah kasian plus geram segeram-geramnya. Kasian buat yang nonton, air matanya sia-sia dikeluarin, soalnya cuma bisa nonton, bukannya action. Terus geram sama pemerintah yang tega sampai sekarang ngebiarin mereka hidup di bawah garis kemiskinan. Arrrggghhhh!! Dasar kapitalis!
Sobat muda muslim, ngerasa nggak sih kalo jaman sekarang remaja tuh makin nggak mandiri? Jangan-jangan termasuk kamu yang lagi baca ini? (Heuheu, sory, piss). Kalo mau dibandingin, kontras banget kan? Ambil contoh tayangin tadi. Antara si tokoh dengan si presenter, kesehariannya aja beda. Yang keseleksi jadi host kalo pas kebetulan mahasiswa, umumnya termasuk orang-orang yang hidup di zona nyaman (trapped in comfort zone). Biasa hidup enak. Segalanya tinggal minta. Pokoknya hampir nggak ada yang nggak terkabul. Berbeda halnya dengan sang tokoh, yang segala sesuatunya kudu bahkan wajib untuk dimulai dengan perjuangan dan tak jarang dengan pengorbanan. Paling nggak ada satu nilai yang pengen disampein dalam acara tersebut, kemandirian sang tokoh yang layak ditiru sama pemirsa di tanah air, terutama generasi mudanya. Ayo, kamu boleh tepuk tangan... plok...plok...plok!
No Money, No-Dong?
Apa jadinya negeri kita di masa depan kalo yang mudanya aja males mikir dan males usaha? Ditambah sama budaya gengsinya yang kelewat abis. Menurut Afifah Afra, seorang penulis buku-buku remaja, menuliskan bahwa sebagian besar remaja Indonesia masih menggantungkan hidupnya kepada orang tua, alias tidak mandiri secara finansial, alias miskin. Buat beli pulsa HP aja dikasih dari mamanya. Punya motor atau mobil keren perlu bensin. Untuk beli bensinya? Ya, ‘nodong’ sama papanya. Belum urusan makan dan traktir teman saat ultah. Kadang, bukan uang hasil usaha sendiri kan? Nah, ketahuan banget deh betapa nggak mandirinya remaja Indonesia secara umum.
Bro ens Sis, rasanya jadi barang langka tipe remaja yang mau berwirausaha supaya mandiri. Dulu, jaman saya sekolah sampai kuliah, banyak temen saya (termasuk saya sendiri) sambil sekolah bawa barang jualan. Itu pas SMA, lho. Lumayan kan, buat tambah-tambah beli buku sama jajan. Nggak ada malu, apalagi gengsi. Tapi sekarang? Wah, diacungin empat jempol kalo masih ada yang begitu. Kalo pun ada, jarang banget. Bisa diitung sama jari. Rupanya, yang jadi cardo questionis (inti persoalan, -latin) itu mental remaja kita yang masih senang ‘disuapi’. Saya nggak ngerti, alasan ogah wirausaha alias mandiri itu apa karena belum berani atau nggak mau capek sama sekali. Tanya kenapa?
Jangan kalah sama Bill Gates!
Bill Gates adalah pendiri dan pemilik perusahaan Microsoft (bersama Paul Allen). Pernah beberapa kali tercatat sebagai orang paling kaya di dunia versi Majalah Forbes. Berapa kekayaan Bill Gates? Bos Microsoft ini pernah memiliki harta yang jumlahnya mencapai US 46,5 triliun dolar! Di bawah kendali Gates, Microsoft tumbuh sebagai raksasa software dunia. Mempekerjakan tak kurang dari 55.000 karyawan di 85 negara. Tahun 2004, Microsoft mampu menuai pendapatan hampir US 37 miliar dolar.
Bro, apa kamu nggak ngiler baca kisah hidupnya Bill Gates? Awas aja kalo kamu nyletuk, ”ah saya mah nggak ngiler sama yang begituan. Saya ngiler kalo pas tidur miring”. Pletak!
Sobat muda muslim, kita yang muslim harusnya malu sama doi yang nonmuslim. Sekaligus ngerasa tertantang untuk bisa nandingin. Kita ini umat terbaik, lho. Coba deh baca Surat Ali Imran ayat 110 di al-Quran. Jelas banget kan?
BTW, di negeri kita juga nggak kekurangan sama profil young entrepreneur alias pengusaha muda yang nggak kalah kerennya. Ada Aa Gym yang udah nggak asing lagi buat kita. Atau sebut aja Elang Gumilang, sang kontraktor dan pengusaha property (perumahan) yang sukses meski umurnya baru 24 tahun. Karir bisnis doi yang lulusan IPB dan lagi S2 di UI ini dimulai dari SMA. Dari mulai jualan donat keliling, jualan sepatu, bisnis ayam potong, lampu, minyak goreng, les bahasa Inggris, sempat jadi sales marketing bisnis property, sampai akhirnya ia jadi pengusaha property betulan. Bahkan doi juga sekarang udah mampu bikinin rumah sehat sederhana (RSS) yang diperuntukkan bagi masyarakat ekonomi menengah ke bawah yang harganya terjangkau. Wuih, keren!
Ada lagi Hendy “Baba Rafi” Setiono, ‘arsitek’ Kebab Turki dari Surabaya yang baru berusia 25 tahun. Dua tahun yang lalu, untuk kedua kalinya Hendy meraih penghargaan dari Business Week, setelah setahun sebelumnya juga tercatat sebagai salah satu Asia’s Young Entrepreneurs. Di usianya yang masih sangat muda, ia berhasil membangun dan mengembangkan bisnis franchise Kebab Turki “Baba Rafi” dengan cepat. Hanya dalam jangka waktu 4 tahun, ia berhasil memiliki lebih 140 cabang yang tersebar di 30 kota besar di Indonesia. Hebat nggak tuh?
Kedua anak muda ini layak dijadiin contoh teladan sekaligus cambukan buat kita. Mereka aja bisa mandiri, nggak ngandelin terus ortu. Bahkan udah bisa ‘balik jasa’ sama ortu. Kebayang kan di masa muda mereka udah senang? Kalo dalam bahasa latinnya udah felix meritis alias merasa bahagia karena punya penghasilan. Masa’ kita nggak bisa? So, how do you do, Guyz?
Islam dan wirausaha
Empat belas abad yang lalu, Allah Swt. telah memerintahkan umat Islam untuk giat mencari nafkah. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya):“Dan Kami jadikan malam dan siang sebagai dua tanda, lalu Kami hapuskan tanda malam dan Kami jadikan tanda siang itu terang, agar kamu mencari karunia (rizqi) dari Tuhanmu, dan supaya kamu mengetahui bilangan tahun-tahun dan perhitungan. Dan segala sesuatu telah Kami terangkan dengan jelas.” (QS al-Israa’ [17]: 12)
Dari ayat ini gamblang banget kita bisa nyimpulin kalo nyari rezeki atau nafkah itu ternyata kewajiban. Salah satunya dengan berwirausaha secara mandiri. Islam sangat menganjurkan umatnya untuk berusaha. Apalagi yang ngerasa cowok yang bakal jadi the backbone-nya keluarga. Artinya, udah kudu latihan ngebiasain diri neh dari sekarang. Biar entar pas waktunya tiba, udah terbiasa nyari nafkah. Rugi kalo sampe nggak dilakuin. Kagak dapet nilai ibadah. Bekerja kan aplikasi dari berdoa. Kalo kata orang latin, laborare est orare, bekerja=berdo’a (hehe.. sori nih pake istilah latin melulu, soalnya nih tampang mirip Antonio Banderas jiahahah... ngibul deh gue!). Tapi tentu, kalo masih sekolah, jangan sampai ‘usahamu’ ngeganggu waktu belajar.
Emang sih, nggak semua orang diwajibkan jadi pengusaha. Tapi yang terpenting adalah mencari nafkah yang halal, yang digunakan untuk kepentingan yang halal juga. Dahulu, para Nabiyullah selain giat berdakwah mereka juga berbisnis. Misalnya Nabi Adam as. yang merupakan petani pertama di muka bumi. Nabi Idris as juga seorang desainer pakaian. Nabi Daud as, adalah perajin daun kurma untuk dijadikan keranjang. Nabi Zakaria as, seorang perajin kayu. Sementara nabi kita Muhammad saw. di masa mudanya terkenal sebagai pedagang yang jujur dengan istri pertamanya yang seorang bussines woman. Kalo di kalangan sahabat, kita pasti sudah familiar dengan sosok Abu Bakar ash-Shiddiq, Utsman bin ‘Affan, juga Abdurrahman bin ‘Auf yang sudah terkenal sebagai pengusaha yang dermawan.
Berkaitan dengan keutamaan mencari rezeki dengan mandiri ini, Beliau saw. bersabda (yang artinya):“Tiada seorang yang makan makanan yang lebih baik, dari pada seorang yang makan dari hasil amal usaha tangannya sendiri.” (HR Ahmad, Bukhari)
Dalam hadis lain, ”Siapa saja yang pada sore harinya merasa lelah dari amal usaha yang dilakukan dengan kedua tangannya sendiri, maka ia pada sore itu telah diampuni dosanya.” (HR Thabrani)
Sobat muda muslim, perlu diingat bahwa Islam nggak pernah mengharamkan umatnya jadi kaya. Justru sebaliknya, mendorong agar umatnya kaya raya. Supaya bisa menolong orang yang membutuhkan. Jadi kalo ada yang mengharamkan harta dunia, itu sebenarnya akibat pengaruh filsafat dan agama di luar Islam. Kayak ajaran Cynis-nya Antithenes di Yunani yang mengajarkan bahwa kesenangan adalah kekejian, dan semua kebanggaan adalah tercela, termasuk kebanggaan dalam penampilan dan kebersihan. Pun dalam Hindu serta beberapa sekte Kristen yang menganggap kekayaan bisa menjauhkan diri dari Tuhan. Hmm.. sudah siap jadi kaya dan dermawan?
Berani mencoba, Bro!
Kata Cicero, Sang Pujangga Latin, aegroto dum anima est, spes est (selama hayat masih di kandung badan, masih ada harapan). Baca deh al-Quran surat ar-Ra’d ayat 11 (yang intinya Allah Swt. nggak bakalan ngubah kondisi suatu kaum, kecuali kaum itu sendiri yang berusaha mengubahnya). Jadi, buat kamu-kamu yang baru tercerahkan, terus siap fight untuk jadi a new becommer di blantika wirausaha, ayo semangat! Yakinlah kalo Allah pasti akan memudahkan jalan bagi orang yang sungguh-sungguh.
Maka, tips buat mandiri dimulai dari niat, tentu kudu ikhlas karena Allah. Ya, innamal a’maalu bin niyyaat, usaha itu tergantung niat. Niatkan segala usahamu ini dalam rangka ibadah dan taqarrub kepada Allah. Terus tawakal. KataSyaikh Ibn ‘Athaillah as-Sakandari, dalam Kitab al-Hikam, “min ‘alaamatin nujhi fin nahaayaatir rujuu’u ilaallahi fil bidaayaati” (di antara tanda keberhasilan pada akhir perjuangan adalah berserah diri kepada Allah sejak permulaan). Udah gitu kudu ditentuin dulu tujuan dan jenis usaha yang mau dilakonin. Di samping nyiapin modal, baik finance maupun relationship, gali dan asah juga kemampuan berbisnis kita.
Pokoknya jangan menyerah sebelum tetes darah penghabisan. Vergilius yang sekampung sama Cicero bilang, audaes (audentes) fortuna juval (siapa yang memberanikan diri mencoba-coba melakukan sesuatu, dialah yang akan memperoleh kemenangan), yang kalo kata orang Arab man jadda wa jada (siapa yang sungguh-sungguh, pasti berhasil). Tumbuhkan motivasi dalam diri bahwa kamu bisa menjadi apa yang kamu impikan. Jadi nggak sebatas kalimat ‘jika aku menjadi’, tapi ‘aku telah menjadi’. Boleh juga tuh kalo kamu mau nerapin semangat Bushido (satria Jepang) dalam ngerintis usaha ini, biarpun jatu-bangun. Inget juga kan pesan Baginda Rasul saw., “khoirunnaas anfa’uhum linnaas”, sebaik-baik manusia adalah yang paling banyak manfaatnya buat orang lain” (HR Muslim)
Itu sebabnya, bermanfaatlah untuk orang lain yang membutuhkan. Menjadi dermawan yang kuat imannya, rajin ibadah dan siap membiayai perjuangan penegakkan kembali Khilafah Islam.
Kamu tinggal memilih jenis usaha yang sesuai seleramu. Bisa bisnis waralaba/franchise, usaha jasa pengetikan/penerjemahan, penelitian (riset), penyewaan komputer, kedai makanan, catering, parcel dan karangan bunga, kursus/les pelajaran dan keterampilan, warung kelontong, bengkel, handycraft, servis elektronik, fitness dan gym centre khusus muslim, salon muslimah, desain multimedia dan web, dan masih banyak lagi. Insya Aallah, semuanya pasti menjanjikan selama dikelola dengan baik. Kesimpulannya, jangan tunda untuk telusuri potensi diri sekarang. Jangan ragu mencari informasi yang terkait. Jangan takut untuk memulai. Jangan lupakan dukungan orang-orang di sekitar kita, dan jangan malas untuk terus belajar. Ok?
Bro en Sis, negeri kita ini kaya akan potensi SDA-nya, lho. Alhasil, jangan sampai kita seperti tikus yang mati di lumbung padi, yang bahasa latinnya magnas inter opes inops (miskin di tengah-tengah kekayaan yang berlimpah). Salam Mumtaz! [anto apriyanto, the spirit of soul | antoputri_1924@yahoo.com]
Source :
Dalam sebuah acara reality show di salah satu tv swasta di negeri ini, ditayangkan kisah hidup ‘orang-orang kecil’ yang nun jauh di desa. Nyaris jauh dari sebuah peradaban yang katanya modern. Lengkap ditampilkan dengan seluk beluk perjuangannya untuk bisa survive dalam hidup. Apa pekerjaannya? Bertani, bikin perkakas rumah tangga atau kerajinan tangan, atau malah jadi buruh kasar, sampai kerja serabutan sedapetnya. Dengan penghasilan yang nggak seberapa.
Kebetulan, tokoh yang dipilih udah sepuh alias nenek-kakek atau ibu-bapak paruh baya yang tinggal di sebuah tempat nggak layak huni.. Presenter acara ini dipilih bergantian dari anak-anak muda yang profesinya beragam: mulai mahasiswa, model, anak band, dj, sampai pengusaha. Dalam acara ini mereka kudu ikut ‘magang’ ngelakuin aktivitas si tokoh cerita sehari-hari selama beberapa waktu.
Bagi pemirsa yang termasuk tipe orang dengan kepribadian melankolis yang sensitif terhadap apa yang dia lihat, mungkin pada saat nonton acara ini bisa terbawa emosi dan tak terasa air matanya menitik perlahan menganak sungai (lebay banget nggak sih?). Coz,suasananya emang sengaja di-setting mengharu-biru, Man. Saking seringnya saya lihat adegan yang mirip tiap episodenya (hayo, ketauan sering nonton!). Kadang saya berpikir, kok kehidupan saudara-saudara kita yang kurang beruntung ini kesannya malah dieksploitasi buat kepentingan tertentu dari sudut pandang pengusaha media.
Ya, meski di akhir acara yang berdurasi setengah jam ini ada ending yang bikin mata penonton makin berair dan dada sesak penuh haru, atau minimal berkaca-kaca, tetep aja buat saya jadi malah tambah kasian plus geram segeram-geramnya. Kasian buat yang nonton, air matanya sia-sia dikeluarin, soalnya cuma bisa nonton, bukannya action. Terus geram sama pemerintah yang tega sampai sekarang ngebiarin mereka hidup di bawah garis kemiskinan. Arrrggghhhh!! Dasar kapitalis!
Sobat muda muslim, ngerasa nggak sih kalo jaman sekarang remaja tuh makin nggak mandiri? Jangan-jangan termasuk kamu yang lagi baca ini? (Heuheu, sory, piss). Kalo mau dibandingin, kontras banget kan? Ambil contoh tayangin tadi. Antara si tokoh dengan si presenter, kesehariannya aja beda. Yang keseleksi jadi host kalo pas kebetulan mahasiswa, umumnya termasuk orang-orang yang hidup di zona nyaman (trapped in comfort zone). Biasa hidup enak. Segalanya tinggal minta. Pokoknya hampir nggak ada yang nggak terkabul. Berbeda halnya dengan sang tokoh, yang segala sesuatunya kudu bahkan wajib untuk dimulai dengan perjuangan dan tak jarang dengan pengorbanan. Paling nggak ada satu nilai yang pengen disampein dalam acara tersebut, kemandirian sang tokoh yang layak ditiru sama pemirsa di tanah air, terutama generasi mudanya. Ayo, kamu boleh tepuk tangan... plok...plok...plok!
No Money, No-Dong?
Apa jadinya negeri kita di masa depan kalo yang mudanya aja males mikir dan males usaha? Ditambah sama budaya gengsinya yang kelewat abis. Menurut Afifah Afra, seorang penulis buku-buku remaja, menuliskan bahwa sebagian besar remaja Indonesia masih menggantungkan hidupnya kepada orang tua, alias tidak mandiri secara finansial, alias miskin. Buat beli pulsa HP aja dikasih dari mamanya. Punya motor atau mobil keren perlu bensin. Untuk beli bensinya? Ya, ‘nodong’ sama papanya. Belum urusan makan dan traktir teman saat ultah. Kadang, bukan uang hasil usaha sendiri kan? Nah, ketahuan banget deh betapa nggak mandirinya remaja Indonesia secara umum.
Bro ens Sis, rasanya jadi barang langka tipe remaja yang mau berwirausaha supaya mandiri. Dulu, jaman saya sekolah sampai kuliah, banyak temen saya (termasuk saya sendiri) sambil sekolah bawa barang jualan. Itu pas SMA, lho. Lumayan kan, buat tambah-tambah beli buku sama jajan. Nggak ada malu, apalagi gengsi. Tapi sekarang? Wah, diacungin empat jempol kalo masih ada yang begitu. Kalo pun ada, jarang banget. Bisa diitung sama jari. Rupanya, yang jadi cardo questionis (inti persoalan, -latin) itu mental remaja kita yang masih senang ‘disuapi’. Saya nggak ngerti, alasan ogah wirausaha alias mandiri itu apa karena belum berani atau nggak mau capek sama sekali. Tanya kenapa?
Jangan kalah sama Bill Gates!
Bill Gates adalah pendiri dan pemilik perusahaan Microsoft (bersama Paul Allen). Pernah beberapa kali tercatat sebagai orang paling kaya di dunia versi Majalah Forbes. Berapa kekayaan Bill Gates? Bos Microsoft ini pernah memiliki harta yang jumlahnya mencapai US 46,5 triliun dolar! Di bawah kendali Gates, Microsoft tumbuh sebagai raksasa software dunia. Mempekerjakan tak kurang dari 55.000 karyawan di 85 negara. Tahun 2004, Microsoft mampu menuai pendapatan hampir US 37 miliar dolar.
Bro, apa kamu nggak ngiler baca kisah hidupnya Bill Gates? Awas aja kalo kamu nyletuk, ”ah saya mah nggak ngiler sama yang begituan. Saya ngiler kalo pas tidur miring”. Pletak!
Sobat muda muslim, kita yang muslim harusnya malu sama doi yang nonmuslim. Sekaligus ngerasa tertantang untuk bisa nandingin. Kita ini umat terbaik, lho. Coba deh baca Surat Ali Imran ayat 110 di al-Quran. Jelas banget kan?
BTW, di negeri kita juga nggak kekurangan sama profil young entrepreneur alias pengusaha muda yang nggak kalah kerennya. Ada Aa Gym yang udah nggak asing lagi buat kita. Atau sebut aja Elang Gumilang, sang kontraktor dan pengusaha property (perumahan) yang sukses meski umurnya baru 24 tahun. Karir bisnis doi yang lulusan IPB dan lagi S2 di UI ini dimulai dari SMA. Dari mulai jualan donat keliling, jualan sepatu, bisnis ayam potong, lampu, minyak goreng, les bahasa Inggris, sempat jadi sales marketing bisnis property, sampai akhirnya ia jadi pengusaha property betulan. Bahkan doi juga sekarang udah mampu bikinin rumah sehat sederhana (RSS) yang diperuntukkan bagi masyarakat ekonomi menengah ke bawah yang harganya terjangkau. Wuih, keren!
Ada lagi Hendy “Baba Rafi” Setiono, ‘arsitek’ Kebab Turki dari Surabaya yang baru berusia 25 tahun. Dua tahun yang lalu, untuk kedua kalinya Hendy meraih penghargaan dari Business Week, setelah setahun sebelumnya juga tercatat sebagai salah satu Asia’s Young Entrepreneurs. Di usianya yang masih sangat muda, ia berhasil membangun dan mengembangkan bisnis franchise Kebab Turki “Baba Rafi” dengan cepat. Hanya dalam jangka waktu 4 tahun, ia berhasil memiliki lebih 140 cabang yang tersebar di 30 kota besar di Indonesia. Hebat nggak tuh?
Kedua anak muda ini layak dijadiin contoh teladan sekaligus cambukan buat kita. Mereka aja bisa mandiri, nggak ngandelin terus ortu. Bahkan udah bisa ‘balik jasa’ sama ortu. Kebayang kan di masa muda mereka udah senang? Kalo dalam bahasa latinnya udah felix meritis alias merasa bahagia karena punya penghasilan. Masa’ kita nggak bisa? So, how do you do, Guyz?
Islam dan wirausaha
Empat belas abad yang lalu, Allah Swt. telah memerintahkan umat Islam untuk giat mencari nafkah. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya):“Dan Kami jadikan malam dan siang sebagai dua tanda, lalu Kami hapuskan tanda malam dan Kami jadikan tanda siang itu terang, agar kamu mencari karunia (rizqi) dari Tuhanmu, dan supaya kamu mengetahui bilangan tahun-tahun dan perhitungan. Dan segala sesuatu telah Kami terangkan dengan jelas.” (QS al-Israa’ [17]: 12)
Dari ayat ini gamblang banget kita bisa nyimpulin kalo nyari rezeki atau nafkah itu ternyata kewajiban. Salah satunya dengan berwirausaha secara mandiri. Islam sangat menganjurkan umatnya untuk berusaha. Apalagi yang ngerasa cowok yang bakal jadi the backbone-nya keluarga. Artinya, udah kudu latihan ngebiasain diri neh dari sekarang. Biar entar pas waktunya tiba, udah terbiasa nyari nafkah. Rugi kalo sampe nggak dilakuin. Kagak dapet nilai ibadah. Bekerja kan aplikasi dari berdoa. Kalo kata orang latin, laborare est orare, bekerja=berdo’a (hehe.. sori nih pake istilah latin melulu, soalnya nih tampang mirip Antonio Banderas jiahahah... ngibul deh gue!). Tapi tentu, kalo masih sekolah, jangan sampai ‘usahamu’ ngeganggu waktu belajar.
Emang sih, nggak semua orang diwajibkan jadi pengusaha. Tapi yang terpenting adalah mencari nafkah yang halal, yang digunakan untuk kepentingan yang halal juga. Dahulu, para Nabiyullah selain giat berdakwah mereka juga berbisnis. Misalnya Nabi Adam as. yang merupakan petani pertama di muka bumi. Nabi Idris as juga seorang desainer pakaian. Nabi Daud as, adalah perajin daun kurma untuk dijadikan keranjang. Nabi Zakaria as, seorang perajin kayu. Sementara nabi kita Muhammad saw. di masa mudanya terkenal sebagai pedagang yang jujur dengan istri pertamanya yang seorang bussines woman. Kalo di kalangan sahabat, kita pasti sudah familiar dengan sosok Abu Bakar ash-Shiddiq, Utsman bin ‘Affan, juga Abdurrahman bin ‘Auf yang sudah terkenal sebagai pengusaha yang dermawan.
Berkaitan dengan keutamaan mencari rezeki dengan mandiri ini, Beliau saw. bersabda (yang artinya):“Tiada seorang yang makan makanan yang lebih baik, dari pada seorang yang makan dari hasil amal usaha tangannya sendiri.” (HR Ahmad, Bukhari)
Dalam hadis lain, ”Siapa saja yang pada sore harinya merasa lelah dari amal usaha yang dilakukan dengan kedua tangannya sendiri, maka ia pada sore itu telah diampuni dosanya.” (HR Thabrani)
Sobat muda muslim, perlu diingat bahwa Islam nggak pernah mengharamkan umatnya jadi kaya. Justru sebaliknya, mendorong agar umatnya kaya raya. Supaya bisa menolong orang yang membutuhkan. Jadi kalo ada yang mengharamkan harta dunia, itu sebenarnya akibat pengaruh filsafat dan agama di luar Islam. Kayak ajaran Cynis-nya Antithenes di Yunani yang mengajarkan bahwa kesenangan adalah kekejian, dan semua kebanggaan adalah tercela, termasuk kebanggaan dalam penampilan dan kebersihan. Pun dalam Hindu serta beberapa sekte Kristen yang menganggap kekayaan bisa menjauhkan diri dari Tuhan. Hmm.. sudah siap jadi kaya dan dermawan?
Berani mencoba, Bro!
Kata Cicero, Sang Pujangga Latin, aegroto dum anima est, spes est (selama hayat masih di kandung badan, masih ada harapan). Baca deh al-Quran surat ar-Ra’d ayat 11 (yang intinya Allah Swt. nggak bakalan ngubah kondisi suatu kaum, kecuali kaum itu sendiri yang berusaha mengubahnya). Jadi, buat kamu-kamu yang baru tercerahkan, terus siap fight untuk jadi a new becommer di blantika wirausaha, ayo semangat! Yakinlah kalo Allah pasti akan memudahkan jalan bagi orang yang sungguh-sungguh.
Maka, tips buat mandiri dimulai dari niat, tentu kudu ikhlas karena Allah. Ya, innamal a’maalu bin niyyaat, usaha itu tergantung niat. Niatkan segala usahamu ini dalam rangka ibadah dan taqarrub kepada Allah. Terus tawakal. KataSyaikh Ibn ‘Athaillah as-Sakandari, dalam Kitab al-Hikam, “min ‘alaamatin nujhi fin nahaayaatir rujuu’u ilaallahi fil bidaayaati” (di antara tanda keberhasilan pada akhir perjuangan adalah berserah diri kepada Allah sejak permulaan). Udah gitu kudu ditentuin dulu tujuan dan jenis usaha yang mau dilakonin. Di samping nyiapin modal, baik finance maupun relationship, gali dan asah juga kemampuan berbisnis kita.
Pokoknya jangan menyerah sebelum tetes darah penghabisan. Vergilius yang sekampung sama Cicero bilang, audaes (audentes) fortuna juval (siapa yang memberanikan diri mencoba-coba melakukan sesuatu, dialah yang akan memperoleh kemenangan), yang kalo kata orang Arab man jadda wa jada (siapa yang sungguh-sungguh, pasti berhasil). Tumbuhkan motivasi dalam diri bahwa kamu bisa menjadi apa yang kamu impikan. Jadi nggak sebatas kalimat ‘jika aku menjadi’, tapi ‘aku telah menjadi’. Boleh juga tuh kalo kamu mau nerapin semangat Bushido (satria Jepang) dalam ngerintis usaha ini, biarpun jatu-bangun. Inget juga kan pesan Baginda Rasul saw., “khoirunnaas anfa’uhum linnaas”, sebaik-baik manusia adalah yang paling banyak manfaatnya buat orang lain” (HR Muslim)
Itu sebabnya, bermanfaatlah untuk orang lain yang membutuhkan. Menjadi dermawan yang kuat imannya, rajin ibadah dan siap membiayai perjuangan penegakkan kembali Khilafah Islam.
Kamu tinggal memilih jenis usaha yang sesuai seleramu. Bisa bisnis waralaba/franchise, usaha jasa pengetikan/penerjemahan, penelitian (riset), penyewaan komputer, kedai makanan, catering, parcel dan karangan bunga, kursus/les pelajaran dan keterampilan, warung kelontong, bengkel, handycraft, servis elektronik, fitness dan gym centre khusus muslim, salon muslimah, desain multimedia dan web, dan masih banyak lagi. Insya Aallah, semuanya pasti menjanjikan selama dikelola dengan baik. Kesimpulannya, jangan tunda untuk telusuri potensi diri sekarang. Jangan ragu mencari informasi yang terkait. Jangan takut untuk memulai. Jangan lupakan dukungan orang-orang di sekitar kita, dan jangan malas untuk terus belajar. Ok?
Bro en Sis, negeri kita ini kaya akan potensi SDA-nya, lho. Alhasil, jangan sampai kita seperti tikus yang mati di lumbung padi, yang bahasa latinnya magnas inter opes inops (miskin di tengah-tengah kekayaan yang berlimpah). Salam Mumtaz! [anto apriyanto, the spirit of soul | antoputri_1924@yahoo.com]
Source :
Subscribe to:
Posts (Atom)