Individu,
Keluarga dan Masyarakat
- Pengertian Individu
Pengertian
individu
adalah
anggota
masyarakat
yang
terlibat
secara
langsung
dalam
proses
penataan
ruang
yang
meliputi
perencanaan,
pemanfaatan
dan
pengendalian
pemanfaatan
ruang.
Di
mana
masing-masing
individu
merupakan
pelaku
utama
di
dalam
pelaksanaan
tata
ruang,
dan
menjadi
obyek
hukum
dalam
tata
ruang.Pembatasan
individu
dalam
hal
ini,
adalah
individu
di
wilayah
yang
menjadi
target
operasionalisasi
kebijakan
publik
tentang
penataan
ruang.
Dan
memiliki
kemampuan
nalar
dalam
mengaplikasi
pesan
yang
diharapkan
oleh
kebijakan
publik
tersebut.
- Pengertian Pertumbuhan
Pengertian
Pertumbuhan
adalah
berkaitan
dengan
masalah
perubahan
dalam
besar,
jumlah,ukuran
atau
dimensi
tingkat
sel
organ
maupun
individu
yang
bisa
diukur
dengan
berat,
ukuran
panjang,
umur
tulang
dan
keseimbangan
metabolic
(Soetjiningsih,1988).Perkembangan
adalah
bertambah
kemampuan
(skill)
dalam
struktur
da
fungsi
tubuh
yang
lebih
kompleks
dalam
pola
teratur
dan
dapat
diramalkan
sebagai
hasil
proses
pematangan.
Perkembangan
menyangkut
adanya
proses
pematangan.sel-sel
tubuh,
jaringan
tubuh,
organ-organ
dan
sistem
organ
yang
berkembang
sedemikian
rupa,sehingga
masing-msing
dapat
memenuhi
fungsinya
termasuk
juga
emosi,
intelektual
dan
tingkah
laku
sebagai
hasil
iteraksi
dengan
lingkungan
(Soetjiningsih,
1988).
- Faktor Faktor yang memperngaruhi Pertumbuhan
Faktor-faktor
yang
mempengaruhi
pertumbuhan
adalah
faktor
generic
dan
faktor
lingkungan.
Faktor
generic
merupakan
faktor
keturunan,
bersifat
tetap
atau
tidak
berubah
sepanjang
kehidupan.
Sedangkan
faktor
lingkungan
sifatnya
mempengaruhi
individu.
- Pengertian Fungsi Keluarga
Fungsi
keluarga
adalah
suatu
pekerjaan-
pekerjaan
atau
tugas-tugas
yang
harus
dilaksanakan
di
dalam
atau
oleh
keluarga
itu.
- Macam-macam Fungsi Keluarga
Pekerjaan
– pekerjaan
yang
harus
dilaksanakan
oleh
keluarga
itu
dapat
digolongkan/
dirinci
ke
dalam
beberapa
fungsi,
yaitu:
a.
Fungsi
Biologis
Persiapan
perkawinan
yang
perlu
dilakukan
oleh
orang-orang
tua
bagi
anak
anaknya
dapat
berbentuk
antara
lain
pengetahuan
tentang
kehidupan
sex
bagi
suami
isteri,
pengetahuan
untuk
mengurus
rumah
tangga
bagi
ang
isteri,
tugas
dan
kewajiban
bagi
suami,
memelihara
pendidikan
bagi
anak-anak
dan
lain-lain.
Setiap
manusia
pada
hakiaktnya
terdapat
semacam
tuntutan
biologis
bagi
kelangsungan
hidup
keturunannya,
melalui
perkawinan.
b.
Fungsi
Pemeliharaan
Keluarga
diwajibkan
untuk
berusaha
agar
setiap
anggotanya
dapat
terlindung
dari
gangguan-gangguan.
c.
Fungsi
Ekonomi
Keluarga
berusaha
menyelenggarakan
kebutuhan
pokok
manusia,
yaitu:
1.
Kebutuhan
makan
dan
minum
2.
Kebutuhan
pakaian
untuk
menutup
tubuhnya
3.
Kebutuhan
tempat
tinggal.
Berhubungan
dengan
fungsi
penyelenggaraan
kebutuhan
pokok
ini
maka
orang
tua
diwajibkan
untuk
berusaha
keras
agar
supaya
setiap
anggota
keluarga
dapat
cukup
makan
dan
minum,
cukup
pakaian
serta
tempat
tinggal.
d.
Fungsi
Keagamaan
Keluarga
diwajibkan
untuk
menjalani
dan
mendalami
serta
mengamalkan
ajaran-ajaran
agama
dalam
pelakunya
sebagai
manusia
yang
taqwa
kepada
Tuhan
Yang
Maha
Esa.
e.
Fungsi
Sosial
Dengan
fungsi
ini
kebudayaan
yang
diwariskan
itu
adalah
kebudayaan
yang
telah
dimiliki
oleh
generasi
tua,
yaitu
ayah
dan
ibu,
diwariskan
kepada
anak-anaknya
dalam
bentuk
antara
lain
sopan
santun,
bahasa,
cara
bertingkah
laku,
ukuran
tentang
baik
burukna
perbuatan
dan
lain-lain.
Dengan
fungsi
ini
keluarga
berusaha
untuk
mempersiapkan
anak-anaknya
bekal-bekal
selengkapnya
dengan
memperkenalkan
nilai-nilai
dan
sikap-sikap
yang
dianut
oleh
masyarakat
serta
mempelajari
peranan-perananyang
diharapkan
akan
mereka
jalankan
keak
bila
dewasa.
Dengan
demikian
terjadi
apa
yang
disebut
dengan
istilah
sosialisasi.
Dalam
buku
Ilmu
Sosial
Dasar
karangan
Drs.
Soewaryo
Wangsanegara,
dikatakan
bahwa
fungsi-fungsi
keluarga
meliputi
beberapa
hal
sebagai
berikut:
a.
Pembentukan
kepribadian;
b.
Sebagai
alat
reproduksi;
c.
Keluarga
merupakan
eksponen
dari
kebudayaan
masyarakat
d.
Sebagai
lembaga
perkumpulan
perekonomian.
e.
Keluarga
berfungsi
sebagai
pusat
pengasuhan
dan
pendidikan
- Pengertian Keluarga
Ki
Hajar
Dewantara
sebagai
tokoh
pendidikan
berpendapat
bahwa
keluarga
adalah
kumpulan
beberapa
orang
yang
karena
terikat
oleh
satu
turunan
lalu
mengerti
dan
merasa
berdiri
sebagai
satu
gabungan
yang
hakiki,
esensial,
enak
dan
berkehendak
bersama-sama
memperteguh
gabungan
itu
untuk
memuliakan
masing-masing
anggotanya.
Sigmund
Freud
keluarga
itu
terbentuk
karena
adanya
perkawinan
pria
dan
wanita.
Bahwa
menurut
beliau
keluarga
merupakan
manifestasi
daripada
dorongan
seksual
sehingga
landasan
keluarga
itu
adalah
kehidupan
seksual
suami
isteri.
Dhurkeim
berpendapat
bahwa
keluarga
adalah
lembaga
sosial
sebagai
hasil
faktor-faktor
politik,
ekonomi
dan
lingkungan.
Keluarga
adalah
unit
satuan
masyarakat
yang
terkecil
yang
sekaligus
merupakan
suatu
kelompok
kecil
dalam
masyarakat.
Sehingga
keluarga
itu
terbagi
menjadi
dua,
yaitu:
1.
Keluarga
Kecil
atau
“Nuclear
Family”
Keluarga
inti
adalah
unit
keluarga
yang
terdiri
dari
suami,
isteri,
dan
anak-anak
mereka;
yang
kadang-kadang
disebut
juga
sebagai
“conjugal”-family.
2.
Keluarga
Besar
“Extended
Family”
Keluarga
besar
didasarkan
pada
hubungan
darah
dari
sejumlah
besar
orang,
yang
meliputi
orang
tua,
anak,
kakek-nenek,
paman,
bibi,
kemenekan,
dan
seterusnya.
Unit
keluarga
ini
sering
disebut
sebagai
‘conguine
family’
(berdasarkan
pertalian
darah).
- Pengertian Masyarakat
pengertian
masyarakat
adalah
’kesatuan
hidup
manusia
yang
berinteraksi
menurut
suatu
sistem
adat
istiadat
tertentu
yang
bersifat
kontinyu,
dan
yang
terikat
oleh
suatu
rasa
identitas
bersama.
pengertian
masyarakat
dari
beberapa
ahli
sosiologi
dunia
:
1.
Menurut
Selo
Sumardjan
masyarakat
adalah
orang-orang
yang
hidup
bersama
dan
menghasilkan
kebudayaan.
2.
Menurut
Karl
Marx
masyarakat
adalah
suatu
struktur
yang
menderita
suatu
ketegangan
organisasi
atau
perkembangan
akibat
adanya
pertentangan
antara
kelompok-kelompok
yang
terbagi
secara
ekonomi.
3.
Menurut
Emile
Durkheim
masyarakat
merupakan
suau
kenyataan
objektif
pribadi-pribadi
yang
merupakan
anggotanya.
4.
Menurut
Paul
B.
Horton
&
C.
Hunt
masyarakat
merupakan
kumpulan
manusia
yang
relatif
mandiri,
hidup
bersama-sama
dalam
waktu
yang
cukup
lama,
tinggal
di
suatu
wilayah
tertentu,
mempunyai
kebudayaan
sama
serta
melakukan
sebagian
besar
kegiatan
di
dalam
kelompok
/
kumpulan
manusia
tersebut.
Dua
golongan
masyarakat
yaitu
masyarakat
non
industri
dan
masyarakat
industri.
(1)
Masyarakat
Non
Industri
Kita
telah
tahu
secara
garis
besar
bahwa
,
kelompok
nasional
atau
organisasi
kemasyarakatan
non
industri
dapat
digolongkan
menjadi
dua
golongan,
yaitu
kelompok
primer
(primary
group)
dan
kelompok
sekunder
(secondary
group).
(a)
Kelompok
primer
Dalam
kelompok
primer,
interaksi
antar
anggota
terjalin
lebih
intensif,
lebih
erat,
lebih
akrab.
Di
karenakan
para
anggota
kelompok
sering
berdialog,
bertatap
muka,
sehingga
mereka
mengenal
lebih
dekat,
lebih
akrab.
dalam
kelompok-kelompok
primer
bercorak
kekeluargaan
dan
lebih
berdasarkan
simpati.
Pembagian
kerja
atau
pembagian
tugas
pada
kelompok
menerima
serta
menjalankan
tugas
tidak
secara
paksa,
lebih
dititik
beratkan
pada
kesadaran,
tanggung
jawabpara
anggota
dan
berlangsung
atas
dasar
rasasimpati
dan
secara
sukarela.
Contoh-contoh
kelompok
primer,
antara
lain
:keluarga,
rukun
tetangga,
kelompok
belajar,kelompok
agama,
dan
lain
sebagainya.
(b)
Kelompok
sekunder
Antara
anggota
kelompok
sekunder,
terpaut
saling
hubungan
tak
Iangsung,
formal,
juga
kurang
bersifat
kekeluargaan.
Oleh
karen
yaitu,
sifat
interaksi,
pembagian
kerja,
pembagian
kerja
antaranggota
kelompok
di
atur
atas
dasar
pertimbangan-pertimbangan
rasional,
obyektif.
Para
anggota
menerima
pembagian
kerja/pembagian
tugas
atas
dasar
kemampuan;
keahlian
tertentu,
di
samping
dituntut
dedikasi.
Hal-hal
semacam
itu
diperlukan
untuk
mencapai
target
dan
tujuan
tertentu
yang
telah
di
flot
dalam
program-program
yang
telah
sama-sama
disepakati.
Contoh-contoh
kelompok
sekunder,
misalnya
:
partai
politik,
perhimpunan
serikat
kerja/serikat
buruh,
organisasi
profesi
dan
sebagainya.
Berlatar
belakang
dari
pengertian
resmi
dan
tak
resmi,
maka
tumbuh
dan
berkembang
kelompok
formal
(formal
group)
atau
lebih
akrab
dengan
sebutan
kelompok
resmi,
dan
kelompok
tidak
resmi
(informal
group).
Inti
perbedaan
yang
terjadi
adalah
:
Kelompok
tidak
resmi
(informal
group)
tidak
berstatus
resmi
dan
tidak
didukung
oleh
Anggaran
Dasar
(AD)
dan
Anggaran
Rumah
tangga
(ART)
seperti
yang
lazim
berlaku
pada
kelompok
resmi.
Namun
demikian,
kelompok
tidak
resmi
juga
mempunyai
pembagian
kerja,
peranan-peranan
serta
hirarki
tertentu,
norma-norma
tertentu
sebagai
pedoman
tingkah
laku
para
anggota
beserta
konvensi-konvensinya.
Tetapi
hal
ini
tidak
dirumuskan
secara
tegas
dan
tertulis
seperti
pada
kelompok
resmi
(W.A.
Gerungan,
1980
:
91).
Contoh
:
Semua
kelompok
sosial,
perkumpulan-perkumpulan,
atau
organisasi-organisasi
kemasyarakatan
yang
memiliki
anggota
kelompok
tidak
resmi.
(2)
Masyarakat
Industri
Durkheim
mempergunakan
variasi
pembangian
kerja
sebagai
dasar
untuk
mengklasifikasikan
masyarakat,
sesuai
dengan
taraf
perkembangannya.
Akan
tetapi
is
lebih
cenderung
mempergunakan
dua
taraf
klasifikasi,
yaitu
yang
sederhana
dan
yang
kompleks.
Masyarakat-masyarakat
yang
berada
di
tengah
kedua
eksterm
tadi
diabaikannya
(Soerjono
Soekanto,
1982
:
190).
Jika
pembagian
kerja
bertambah
kompleks,
suatu
tanda
bahwa
kapasitas
masyarakat
semakintinggi.
Solidaritas
didasarkan
pada
hubungan
saling
ketergantungan
antara
kelompok-kelompok
masyarakat
yang
telah
men2enal
pengkhususan.Otonomi
sejenis,
juga
menjadi
ciri
daribagian/
kelompok-kelompok
masyarakat
industri.
Otonomi
sejenis
dapat
diartikan
dengan
kepandaian/keahlian
khusus
yang
dimiliki
seseorang
secara
mandiri,
sampai
pada
batas-batas
tertentu.
Contoh-contoh
:
tukang
roti,
tukang
sepatu,tukang
bubut,
tukang
las,
ahli
mesin,
ahli
listrik
dan
ahli
dinamo,
mereka
dapat
bekerja
secara
mandiri.
Dengan
timbulnya
spesialisasi
fungsional,
makin
berkurang
pula
ide-ide
kolektif
untuk
diekspresikan
dan
dikerjakan
bersama.
Dengan
demikian
semakin
kompleks
pembagian
kerja,
semakin
banyak
timbul
kepribadian
individu.
Sudah
barang
tentu
masyarakat
sebagai
keseluruhan
memerlukan
derajat
integrasi
yang
serasi.
Akan
tetapi
hanya
akan
sampai
pada
batas
tertentu,
sesuai
dengan
bertambahnya
individualisme.
- Makna Individu,Keluarga dan Masyarakat
Makna
Individu,
adalah
seorang
manusia
yang
tidak
hanya
memiliki
peranan
khas
di
dalam
lingkungan
sosialnya,malainkan
juga
mempunyai
kepribadian
serta
pola
tingkah
laku
spesifik
dirinya.
Makna
Keluarga,
adalah
sekelompok
orang
yang
mendiami
sebagian
atau
seluruh
bangunan
yang
tinggal
bersama
dan
makan
dari
satu
dapur
yang
tidak
terbatas
pada
orang-orang
yang
mempunyai
hubungan
darah
saja,
atau
seseorang
yang
mendiami
sebagian
atau
seluruh
bangunan
yang
mengurus
keperluan
hidupnya
sendiri.
Makna
Masyarakat,
Masyarakat
adalah
sejumlah
manusia
yang
merupakan
satu
kesatuan
golongan
yang
berhubungan
tetap
dan
mempunyai
kepentingan
yang
sama.Seperti;
sekolah,
keluarga,perkumpulan,
Negara
semua
adalah
masyarakat
- HUBUNGAN INDIVIDU, KELUARGA DAN MASYARAKAT
*
Hubungan
individu
dengan
dirinya
sendiri
Hubungan
individu
dengan
diri
sendiri
terdapat
3
sistem
kepribadian,
yaitu
ID
(
ES
),
EGO
dan
SUPER
EGO.
Jika
EGO
gagal
menjaga
keseimbangan
antara
dorongan
dari
ID
dan
larangan
dari
SUPER
EGO
maka
individu
akan
mengalami
konflik
batin
terus
– menerus.
*
Hubungan
individu
dengan
keluarga
Hubungan
individu
dengan
keluarga
terdiri
dari
hubungan
biologis,
psikologis
dan
social.
*
Hubungan
individu
dengan
lembaga
Hubungan
individu
dengan
lembaga
terdiri
dari
nilai
– nilai
dan
norma
– norma.
*
Hubungan
individu
dengan
komunitas
Hubungan
individu
dengan
komunitas
atau
sosialisasi
terdiri
dari
penyebaran
nilai
dan
budaya.
*
Hubungan
individu
dengan
masyarakat
Hubungan
individu
dengan
masyarakat
sebagai
lingkungan
makro
terdiri
dari
sifat
– sifat
makro
(
mencakup
komunitas,
keluarga,
lembaga
dan
individu
),
lebih
bersifat
abstraksi.
*
Hubungan
individu
dengan
nasion
atau
jiwanya
Nasion
adalah
suatu
jiwa,
asas
spiritual
dan
solidaritas
yang
terbentuk
oleh
perasaan.
Hubungan
individu
dan
nasionnya
itu
sendiri
merupakan
posisi
dan
peranan
yang
ada
pada
diri
sendiri.
SUMBER
:
http://eko13.wordpress.com/2008/03/18/bimbingan-konseling-keluarga/
http://arbip.blogspot.com/2009/12/pengenalan-tentang-masyarakat-industri.html
http://majidbsz.wordpress.com/2008/06/30/pengertian-masyarakat/
DAFTAR
PUSTAKA
Ahmadi,
Abu,
H.
2003.
Ilmu
Sosial
Dasar.
Jakarta:
Rineka
Cipta.
Cohen,
J.
Bruce.
1992.
Sosiologi
Suatu
Pengantar.
Jakarta:
Rineka
Cipta.
Hartono,
dkk.
2001.
MKDU
Ilmu
Sosial
Dasar.
Jakarta:
Bumi
Aksara
Sunarto,
Kamanto.
1993.
Pengantar
Sosiologi.
Jakarta:
Lembaga
Penerbit
Fakultas
Ekonomi
Universitas
Indonesia.
No comments:
Post a Comment